Postingan

Menampilkan postingan dari Desember, 2008

Antara Niat dan Bid'ah

Sungguh susah hidup di akhir zaman. Zaman ketika segala sesuatunya seakan-akan menjadi serba bias. Bagi mereka yang masih awam, sungguh sulit membedakan antara perintah dan larangan. Mana yang harus dilaksanakan dan mana yang seharusnya ditinggalkan. Perbedaannya menjadi semakin tipis meski, pada hakikatnya semua itu mempunyai garis batas yang jelas. Dari Abu Abdillah bin Nu’am Bin Basyir ra. Berkata, aku mendengar Rasululloh SAW. Bersabda : “ Sesungguhnya yang halal telah jelas dan yang haram telah jelas. Sedangkan diantaranya ada masalah yang samar-samar (syubhat) yang kebanyakan manusia tidak mengetahui hukumnya. Barang siapa menghindari yang samar-samar, maka ia telah membersihkan agama dan kehormatannya. Barang siapa terjatuh dalam perkara yang samar-samar, maka ia telah jatuh pada perkara yang haram. Seperti penggembala yang berada di dekat pagar milik orang lain, dikhawatirkan ia akan masuk kedalamnya….” (HR. Bukhari dan Muslim) Dari petikan hadits yang termaktub dalam kit

Pindah Kos

2 tahun 4 bulan, selama itulah saya menghabiskan waktu di Pringwulung. Sebuah dusun kecil yang masih termasuk dalam teritori Desa Condong Catur. Rentan waktu yang tidak bisa dikatakan singkat, mengingat kini saya telah memasuki tahun ketiga di UGM. bila saya mempunyai target lulus kurang lebih 4 tahun. Paling tidak kini saya telah menapaki setengah jalan dari target saya tersebut. Sudah barang tentu, dalam rangkaian kehidupan anak manusia. Telah terekam berbagai catatan menakjubkan. Saya bilang menakjubkan, karena memang demikian adanya. Pun demikian dengan pengalaman saya selama di Pringwulung. Kamar kos itu, telah menjadi saksi segala kegembiraan, keresahan, kecemasan, ketakutan. Ah, Intinya, berbagai perasaan hati bercampur baur disana… Kini saatnya untuk menutup buku dan mulai merangkum segala cerita. Yap, mulai pertengahan bulan Desember ini, saya memutuskan untuk berpindah kos. Dari pringwulung menuju Pogung . Itulah tema perpindahan kos saya kali ini. Kondisi yang sebenarnya

Wonderkid FM 2009

Sudah sekian lama saya meninggalkan dunia blogging . Akhirnya ditengah kesibukan dan kepenatan aktifitas perkuliahan, datang juga kesempatan untuk sekadar mengupdate Blog ini. Kali ini saya tidak mau sekadar mengupdate tulisan semata. Lebih dari itu, saya ingin memanjakan mereka yang senantiasa menanti tulisan saya. Hehe… Dan…………………………….. Yap, inilah daftar Wonderkid FM 2009! Daftar youngster kali ini merupakan hasil jerih payah pribadi saya selama mencoba game keluaran SEGA ini. Selain mencoba secara langsung pemain-pemain tersebut, saya juga menambah hasil riset pribadi dengan cara mengobok-obok database FM 2009. Ah, rasanya tidak seru jika anda hanya melihat atau sekadar membaca daftar pemain di bawah ini. Segera coba dan rasakan sendiri kedahsyatannya! Lets enjoy the game guys! European League Liga Inggris Arsenal Carlos vela, Aaron Ramsey, Havard Nordveit, Samir Nasri, Theo Walcott, Barazite, Fran Merida, Jack Wilshire, Armand Traore Aston Villa Nathan Delfo

Kode Etik dan Kebebasan Pers

Tidak ada satu pun manusia di dunia ini yang tidak berkomunikasi. One can’t not communicate , begitulah postulat dari palo alto school. Apa pun motifnya, manusia pada dasarnya mempunyai kebutuhan untuk berkomunikasi dengan orang lain. Di setiap sudut tempat, manusia melakukan aktifitas komunikasi dengan orang lain. Di rumah, warung, kampus dan berbagai tempat lainnya terjadi “transaksi” pesan bernama komunikasi. Penulis pun semakin berpikir, apakah benar manusia membutuhkan informasi layaknya kebutuhan pokok yang lain? Di era ketika teknologi komunikasi berkembang semakin pesat, seakan-akan manusia dibentuk untuk selalu haus akan informasi. Tidak lain karena perubahan terjadi begitu cepatnya, disisi lain garis batas geografis tidak lagi menjadi handicap untuk mendapatkan informasi dari belahan bumi lain. Kembali pada pertanyaan yang penulis lontarkan diatas, untuk memaknai candu bernama informasi. Ada baiknya bila kita pahami terlebih dahulu hakikat dari informasi itu sendiri. Inf

Jangan Salahkan Waktu

Sering dulu saya mengeluh tentang waktu. Waktu terbatas lah, hingga akhirnya gak bisa ini itu lah. Lebih parah sampai ada agenda yang tidak tertunaikan sebagaimana mestinya. Hidup seakan berada dalam tekanan. Mirip momok seorang kuli tinta, deadline..deadline, dan deadline.. Tidak mudah memang bila dihadapkan pada kondisi yang demikian. Hingga akhirnya saya mulai berpikir keras. Begitu sulit kah untuk mengatur waktu? apakah benar saya “berhak"(bisa) mengatur waktu? atau jangan-jangan seharusnya kita lah yang menyesuaikan diri dengan waktu yang senantiasa berputar tersebut. Alangkah beruntung bagi mereka yang bisa mengendalikan dirinya sendiri. Saya katakan mengendalikan bukan mengatur, karena akhirnya saya menemukan sedikit jawaban dari kerisauan pelbagai tersebut. Alangkah bodohnya bila saya menjadi manusia yang merasa bisa mengatur waktu. Tentunya pernyataan tersebut bukannya tanpa argument yang jelas. Bukankah hakikatnya waktu tidak perlu diatur lagi? Dia sudah mempunyai k