Pindah Kos

2 tahun 4 bulan, selama itulah saya menghabiskan waktu di Pringwulung. Sebuah dusun kecil yang masih termasuk dalam teritori Desa Condong Catur. Rentan waktu yang tidak bisa dikatakan singkat, mengingat kini saya telah memasuki tahun ketiga di UGM. bila saya mempunyai target lulus kurang lebih 4 tahun. Paling tidak kini saya telah menapaki setengah jalan dari target saya tersebut.

Sudah barang tentu, dalam rangkaian kehidupan anak manusia. Telah terekam berbagai catatan menakjubkan. Saya bilang menakjubkan, karena memang demikian adanya. Pun demikian dengan pengalaman saya selama di Pringwulung. Kamar kos itu, telah menjadi saksi segala kegembiraan, keresahan, kecemasan, ketakutan. Ah, Intinya, berbagai perasaan hati bercampur baur disana…

Kini saatnya untuk menutup buku dan mulai merangkum segala cerita. Yap, mulai pertengahan bulan Desember ini, saya memutuskan untuk berpindah kos. Dari pringwulung menuju Pogung. Itulah tema perpindahan kos saya kali ini. Kondisi yang sebenarnya tidak saya inginkan sebelumnya. Sejujurnya saya sudah terlanjur jatuh cinta dengan tempat yang dulu. Saya jatuh cinta dengan kondisi lingkungan yang teramat bersahabat. Teramat saying untuk ditinggalkan…

Itulah Pringwulung, sebuah dusun kecil yang selalu menawarkan ketenangan bagi siapa pun yang tinggal di dalamnya. Sebuah dusun kecil dengan sekumpulan warga yang ramah terhadap setiap pendatang. Baru beberapa hari saya “resmi” menginjakkan kaki di kos yang baru. Rasa kangen dengan suasana kos yang dulu telah membuncah dalam dada. Teringat jelas memori indah ketika masih bermukim disana. Dan kini saya semakin sadar, saatnya untuk memulai lembaran baru.

Yang Baru di Kos Baru

Kos baru, suasana baru, semangat baru, inspirasi baru…Segalanya pun jadi baru! Bahkan keperluan pribadi pun serba baru!!! Yang jelas, aku merasa bersyukur mendapatkan tempat yang teramat kondusif ini. Tidak hanya karena kondisi internal kos-kosan yang diisi orang-orang luar biasa. Lebih dari itu, kos yang satu ini juga menawarkan berbagai kemudahan yang tidak saya dapat di kos sebelumnya.

Pertama, lagi-lagi kos saya dekat dengan masjid. Dan masjid kali ini pun tidak main-main. Masjid Pogung Raya (MPR). Masjid yang menjadi pusat peradaban dakwah ahlus sunnah wal jama’ah. Menawarkan nuansa keislaman yang luar biasa. Mudah sekali saya menemukan kajian ilmu dien di daerah pogung. Saya pun harus mengucapkan rasa terima kasih pada wisnu. Sahabat yang mengajak saya untuk bermukim di sini. Buat sahabat saya tersebut. semoga ini adalah pilihan terbaik dan kita tetap istiqomah di jalan ini.

Kedua, dekat dengan kampus Sospol. Masalah klasik yang dulu sering menghambat aktifitas saya adalah jarak tempu ke kampus yang cukup jauh. Jarak sekitar 5 km antara kos dan kampus memang sekilas tidak terlihat jauh. Namun bagaimana jika dihadapkan pada padatnya aktifitas perkuliahan, disisi lain badan ini membutuhkan rehat sejenak untuk sekadar memanjakan diri? Mampir ke tempat kos-kosan teman adalah salah satu solusi. Akan tetapi, sungguh kenikmatan yang sesungguhnya tetap berada di kamar kos tercinta.

Tidak ada yang bisa mengalahkan nyamannya kamar kos pribadi. Ruang ternyaman bagi anak kos. Meski terkadang situasi di dalamnya chaos bukan main. Toh, tidak mengurangi kenyamanan beristirahat di ruang privat berukuran 3X3 meter tersebut.

Hmm..Alangkah nikmatnya kos yang baru. Saya pun hanya berharap semoga akan tercipta pengalaman-pengalaman menakjibkan lagi bagi seorang Achmad Faisal Amrie. Pengalaman yang senantiasa membawa diri ini pada jalan yang terbaik..Aamin…

selamat tinggal Pringwulung...Pogung telah menanti kedatangan saya...

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Tuhan 9 cm oleh Taufik Ismail

Review Buku : Competitive Advantage. Creating and Sustaining Superior Performance

Wonderkid FM 2009