Review Buku : Competitive Advantage. Creating and Sustaining Superior Performance
Judul Buku
|
Competitive Advantage. Creating and Sustaining Superior Performance (A
New Introduction), English Ed.
|
Penulis
|
Michael E Porter
|
Penerbit
|
The Free Press
|
Halaman
|
580
|
Kategori
|
Manajemen Bisnis
|
Review Buku :
Mendulang Pemikiran Porter, Strategi Membangun Keunggulan Bersaing
Prinsip dasar
dari dibangunnya sebuah Firma usaha adalah menghasilkan laba yang
berkelanjutan. Pada titik ini, maka akan muncul pertanyaan besar, Bagaimana
sebuah perusahaan/model usaha dapat menghasilkan laba yang berkelanjutan dan
terus bertahan ditengah ketatnya persaingan global?
Adalah Michael
Eugene Porter, Professor di bidang bisnis dan manajemen sekaligus pengajar di
Sekolah Bisnis Universitas Harvard, penulis 18 buku di bidang bisnis dan
manajemen, yang mengulik bagaimana sebuah perusahaan dapat bersaing di tengah
ketatnya persaingan global dengan menelurkan konsep “Keunggulan Bersaing” (Competitive Advantage)
Dalam buku “Keunggulan Bersaing : Menciptakan dan Mempertahankan Kinerja
Unggul”, Porter menjelaskan konsep-konsep kunci untuk menciptakan keunggulan
bersaing dibanding rival-rival yang lain. Tema sentral di dalamnya adalah
bagaimana sebuah perusahaan mampu benar-benar menciptakan dan mempertahankan
keunggulan bersaing di dalam industrinya.
Konsep Kunci Pemikiran Porter
Porter mengawali tulisan dalam bukunya dengan menjabarkan begitu
pentingnya sebuah perusahaan untuk mendefinisikan strategi bersaing yang luas
ke dalam langkah-langkah spesifik yang diperlukan untuk memperoleh keunggulan
bersaing. Apa keunggulan bersaing itu? menurut Porter, Keunggulan bersaing
adalah kondisi ketika sebuah perusahaan mampu menciptakan nilai melebihi biaya
yang dikeluarkan oleh pembeli. Nilai dalam hal ini diartikan apa yang pembeli
bersedia bayar, dan nilai unggul berasal dari tawaran harga yang lebih rendah
dibanding pesaing atas manfaat sepadan atau memberikan manfaat yang lebih unik
daripada sekadar mengimbangi harga yang tinggi. Pada titik ini, Keunggulan
bersaing adalah ditandai dengan kondisi di mana sebuah perusahaan mampu
menghadirkan laba berkelanjutan yang melebihi rata-rata industri. Sederhananya,
keunggulan bersaing eksis ketika perusahaan mampu menawarkan produk dengan cost yang lebih murah (cost advantage) atau menawarkan produk
yang melebihi manfaat dari produk pesaing (differentiation
advantage).
\
|
Analisis Struktur Industri
Penentu dasar
pertama dari profabilitas suatu perusahaan adalah daya tarik industri. Strategi
bersaing harus berkembang dari pemahaman yang komperhensif akan aturan
persaingan yang menentukan daya tarik suatu industri. Porter menjelaskan
setidaknya ada 5 kekuatan bersaing yang menjadi acuan bagi perusahaan untuk
mengukur apakah laba investasi dapat melebihi biaya modal. Kelima kekuatan
bersaing itu adalah masuknya pesaing baru, ancaman dari produk pengganti
(subtitusi), kekuatan penawaran (tawar-menawar) pembeli, kekuatan penawaran
pemasok, dan persaingan di antara pesaing yang ada. Kelima kekuatan tersebut
menentukan profitabilitas industri karena mempengaruhi harga, biaya, dan
memerlukan investasi perusahaan dalam industri.
Meskipun
demikian, dalam industri tertetu tidak semua kekuatan bersaing tadi akan sama
penting dan faktor-faktor structural tertentu yang penting akan berbeda. Setiap
industri unik dan mempunyai struktur uniknya sendiri. Kelima kerangka kekuatan
bersaing tadi memungkinkan perusahaan memahami kompleksitas dan menunjuk dengan
persis faktor-faktor yang kritis bagi persaingan di dalam industrinya dan
tentunya mengidentifikasi inovasi strategis yang dapat meningkatkan
profitabilitas industri yang bersangkutan dan profitabilitas perusahaan itu
sendiri. Pada titik ini, salah satu kasus yang sering berulang tidak lain
berkaitan dengan peniruan langkah yang dilakukan oleh pesaing yang berdampak
dengan rusaknya struktur industri.
Strategi Bersaing Generik
Pertanyaan sentral
kedua dalam strategi bersaing adalah posisi relatif perusahaan dalam
industrinya. Positioning akan sangat mempengaruhi profitabilitas
perusahaan, apakah akan mendapatkan di atas atau di bawah rata-rata industri.
Dari sekian banyak faktor penentu, dua keunggulan bersaing yang dapat dimiliki
perusahaan berkaitan dengan posisi relatif adalah keunggulan biaya rendah dan
diferensiasi produk. Kedua keunggulan bersaing ini pada dasarnya adalah hasil
dari kemampuan perusahaan dalam menanggulangi kelima kekuatan struktur industri
lebih baik dibanding dengan pesaing-pesaingnya. Dari 2 strategi itu, maka
perusahaan dapat memunculkan 3 strategi generik, yakni keunggulan biaya,
diferensiasi, dan fokus.
Keunggulan biaya dapat dijelaskan
sebagai sebuah kondisi ketika perusahaan mampu menjadikan dirinya produsen
dengan biaya yang rendah. Sumber keunggulan biaya bervariasi dan bergantung
pada struktur Industri. Termasuk di dalamnya adalah penguasaan atas teknologi
dan akses terhadap bahan mentah.
Sedangkan Diferensiasi, perusahaan berusaha
menjadi unik dalam industrinya di beberapa dimensi yang secara umum dihargai
oleh pembeli. Perusahaan menyeleksi satu atau lebih dari sifat isitimewa yang
dipandang penting oleh banyak pembeli di dalam suatu industri dan secara unik
menempatkan diri untuk memenuhi kebutuhan itu. diferensiasi ini yang akhirnya
dihargai tinggi karena keunikannya.
Perusahaan yang
dapat mencapai dan mempertahankan diferensiasi akan menjadi perusahaan
berkinerja di atas rata-rata dalam industrinya, seandainya premi harganya
melebihi biaya ekstra yang diperlukan untuk menjadi unik. Oleh karena itu,
seorang diferensiator harus selalu mencari cara, melakukan diferensiasi yang
menghasilkan harga premi yang besar daripada biaya pendiferensiasian. Seorang
diferensiator tidak boleh mengabaikan posisi biayanya karena harga preminya
akan ditiadakan oleh posisi biaya yang inferior secara mencolok. Dengan
demikian seorang diferensiator akan mengarah pada paritas dan proksimitas
biaya yang berhubungan dengan pesaingnya, dengan mengurangi biaya di segala
bidang yang tidak mempengaruhi diferensiasi.
Strategi generik
berikutnya yaitu fokus. Fokus dalam
konteks ini berkaitan dengan cakupan bersaing yang sempit dalam suatu industri.
Strategi fokus adalah strategi memilih suatu segmen atau kelompok segmen yang
dalam industri bersangkutan dan menyesuaikan strateginya untuk melayani mereka
dengan mengesampingkan yang lain. Dengan mengoptimalkan strategi terhadap
segmen target/sasaran, penganut strategi fokus berusaha mencapai keunggulan
bersaing di dalam segmen target walaupun tidak memiliki keunggulan bersaing
secara keseluruhan.
Strategi fokus
sendiri memiliki dua varian. Fokus pertama adalah fokus biaya, yakni perusahaan
mengupayakan keunggulan biaya dalam segmen sasarannya. Sementara fokus kedua
adalah fokus diferensiasi, yakni perusahaan mengusahakan diferensiasi dalam
segmen sasarannya.
Strategi bersaing Ofensif dan Defensif
Setelah
menjelaskan strategi keunggulan bersaing, Bagian keempat sekaligus penutup dari
buku ini ditutup dengan implikasi penerapan keunggulan bersaing dengan
penentuan strategi ofensif dan defensif dalam usaha menjadi perusahaan terdepan
ditengah ketidakpastian industrinya.
Setiap
perusahaan mengatasi ketidakpastian dengan caranya masing-masing. Namun, ketidakpastian
pada kenyataannya sering kurang dipertimbangkan dalam perumusan strategi
bersaing. Perkiraan eksplisit dan implisit mengenai struktur masa depan sering
bias oleh kebijakan konvensional dan karena rancangannya itulah perikiraan dari
mereka kebanyakan mengabaikan semua ketidakpastian potensial yang dihadapi oleh
perusahaan. Pada titik inilah scenario industri menjadi penting. Secara
sederhana, Porter menjelaskan proses penyusunan skenario industri dapat
dilakukan seperti berikut :
Memahami Strategi Defensif dan Ofensif
Strategi defensif bertujuan mempengaruhi
perhitungan penantang tentang keuntungan yang dapat diharapkan dan strategi
masuk atau perbaikan posisi sehingga penantang berkesimpulan bahwa tindakannya
tidak layak atau cenderung pada strategi yang tidak begitu membahayakan.
Tiga strategi
defensif tersebut diantaranya :
- Membangun hambatan structural
- Meningkatkan kemungkinan serangan balasan
- Menurunkan dorongan untuk menyerang
Sedangkan strategi ofensif adalah setiap usaha
yang dilakukan penantang untuk menghilangkan keunggulan bersaing yang dimiliki
oleh pemimpin industri. Penyerangan yang berhasil terhadap pemimpin industri
selalu menghendaki adanya wawasan strategis. Perusahaan penantang biasanya
harus menggunakan strategi yang berbeda untuk menetralkan keunggulan alami yang
dimiliki oleh pemimpin industri dan mengetahui atau menciptakan rintangan bagi
serangan balasan pemimpin industri. Menurut Porter, 3 cara yang bisa digunakan
untuk menyerang pemimpin industri diantaranya :
Rekonfigurasi, penantang menemukan cara baru melaksanakan kegiatannya dalam rantai nilai dan atau dalam konfigurasi seluruh rantai
Redefinisi, penantang mendefinisikan kembali cakupan persaingannya dibandingkan dengan pemimpin industri
Pembelanjaan Murni, penantang membeli posisi pasar dengan sumber daya lebih kuat atau kemauan lebih besar untuk melakukan investasi yang menumbuhkan keunggulan bersaing.
Rekonfigurasi, penantang menemukan cara baru melaksanakan kegiatannya dalam rantai nilai dan atau dalam konfigurasi seluruh rantai
Redefinisi, penantang mendefinisikan kembali cakupan persaingannya dibandingkan dengan pemimpin industri
Pembelanjaan Murni, penantang membeli posisi pasar dengan sumber daya lebih kuat atau kemauan lebih besar untuk melakukan investasi yang menumbuhkan keunggulan bersaing.
Pada penjelasan
bab terakhir dari buku ini, Porter menjelaskan pentingnya melakukan aliansi
untuk menyerang pemimpin industri. Aliansi ini tidak lain ditujukan untuk
memperoleh sumber daya. Teknologi, akses pasar, atau kekuatan lain untuk
menyerang pemimpin industri. Dua bentuk aliansi yang bisa dilakukan diantaranya
:
- Pengambilalihan (akuisisi), perusahaan dapat membeli atau dibeli oleh perusahaan lain
- Koalisi, perusahaan menggabungkan kekuatannya dengan perusahaan lain tanpa merger, melalui sarana seperti pembelian lisensi, usaha patungan (joint venture), dan perjanjian pasokan.
Komentar