Sepekan tanpa Laptop


Hampir sepekan sejak aku mengalami kecelakaan yang mengerikan, hampir sepekan itu pula aku tidak menyentuh laptop kesayanganku. Sejak pekan lalu, aku memutuskan untuk meninggalkan barang rapuh tersebut di kamar kos tercinta. Ku pinta teman satu kosku untuk mengurus segala kerusakan yang turut dialaminya. Tentu tidak lain akibat kecelakaan tersebut. Meski sempat diliputi perasaan was-was dan berpikiran yang bukan-bukan, akhirnya ku mendapatkan kabar yang melegakan. Tidak terjadi kerusakan serius dan semua data di dalam laptop Insya Alloh terselamatkan! Sungguh tidak terbayangkan, jika saja laptop itu mengalami kerusakan parah, apalagi jika file-file di dalamnya tidak terselamatkan. Sudah jatuh, tertimpa tangga pula…

Aku dan laptopku

Aku tak tahu apakah ini yang dinamakan ketergantungan yang berlebihan. Aku pun tidak paham apakah ini merupakan bagian dari gaya hidup manusia modern. Yang jelas, Laptopku bisa dibilang menyimpan separuh dari kekayaan intelektualku. Jadilah setiap kali memungkinkan untuk membawanya. Pasti laptop ini tidak pernah ku acuhkan. Ku bawa kemanapun aku pergi berpetualang.

Layaknya mahasiswa pada umumnya, laptopku pun menyimpan berjuta file perkuliahan. Materi dari dosen, kumpulan e-book jurnal internasional, hingga paper yang selama ini susah payah ku kerjakan. Semuanya terangkum dalam sebuah partisi di laptop itu. Dulu aku pernah mengalami masa terburuk, ketika file-file kuliah yang sudah kukumpulkan dalam rentan 2 tahun, Raib hanya gara-gara kesalahan bodoh dari diriku. Aku tidak ingin kejadian itu terulang lagi. Oleh karena itu, aku pun menjadi was-was jika terjadi sedikit kerusakan padanya.

Selain file-file perkuliahan, sudah barang tentu laptop tersebut menyimpan file-file pribadiku. Materi pengembangan diri, kumpulan e-book islami, file-file multimedia, kumpulan tulisan blog (mulai dari yang agak ilmiah, sampai yang gak jelas maksudnya), turut memenuhi hard disk di laptop tersebut. Dan kini pun aku menjadi tersadar, betapa aku sangat membutuhkan keberadaan barang elektronik tersebut.

Laptopku bukan hanya pemenuh dahaga akan ilmu pengetahuan, lebih dari itu, dia menjadi pelipur lara disaat diri ini membutuhkan hiburan. Disaat sedang galau, aku bisa mengobatinya dengan alunan ayat-ayat al-qur’an yang membuat diri ini terhanyut karenanya. Dengan laptop itu, aku bisa mencurahkan segala isi hati ke dalam rangkaian kata-kata. Dengan laptop itu pula, aku bisa melampiaskan segala penat dengan aneka permainan, yang sedari awal memang sengaja ku install.

Yap, ternyata laptop itu memang lebih dari sekadar kotak hitam yang hanya digunakan untuk kepentingan akademis. Laptop itu mempunyai banyak potensi yang sesungguhnya masih belum aku maksimalkan di jalan yang benar. Semoga saja dengan adanya rentetan kejadian ini, aku menjadi orang yang lebih bersyukur atas segala nikmat-Nya. Tentunya dengan menggunakan laptop itu di jalan yang diridhoi-Nya. Aamin….

Komentar

Anonim mengatakan…
ehm, sepertinya laptop sudah seperti handphone, kita susah lepas darinya, anw, salam kenal
^_^

Postingan populer dari blog ini

Tuhan 9 cm oleh Taufik Ismail

Review Buku : Competitive Advantage. Creating and Sustaining Superior Performance

Wonderkid FM 2009