Roda

Seorang bijak bestari pernah berkata, jika ingin belajar tentang kehidupan, belajarlah dari roda. Roda adalah analogi terbaik untuk membaca perjalanan kehidupan. Dari setiap putaran roda, kita diberi pelajaran bahwa segala yang ada di dunia tidak ada yang kekal. Semua berjalan dinamis. Terkadang, posisi kita bisa berada di tempat teratas, diwaktu yang lain berada di tempat paling bawah. Itulah roda, gambaran termudah bahwa pasang surut kehidupan sudah menjadi kawan dari lika-liku kehidupan.

Hukum putaran roda juga berlaku dalam kehidupan seorang olahragawan. Seorang olahragawan, sehebat apapun dirinya, suatu saat akan kehilangan masa keemasannya. Jika masih tak percaya dengan yang saya sampaikan, mari belajar banyak tentang segala sesuatu yang terjadi di akhir pekan ini.

***

Lelaki itu bernama lengkap Shane Donte Mosley (kenal?). Jika belum kenal, dia adalah seorang petinju profesional dari Amerika Serikat. Lahir dan besar di California, Mosley yang mengawali karir sebagai petinju amatir, tumbuh besar menjadi salah satu petinju profesional terbaik dizamannya. Meraih gelar juara dunia di tiga kelas berbeda menjadi bukti bahwa “Sugar” Mosley bukanlah petinju sembarangan.

Masih belum cukup bukti tentang kehebatan Mosley? Tanyakanlah pada Oscar De La Hoya. De La Hoya yang kala itu menjadi ikon tinju di seluruh penjuru dunia, dua kali dikanvaskan oleh Mosley (2000 dan 2003). Tahun 2000, saya melihat dengan mata kepala sendiri. Petinju yang mengusung gaya ortodoks ini memberikan tontonan mengesankan kala memukul De La Hoya dalam pertarungan “berdarah” selama 12 ronde.

Saat ini Mosley sudah berusia 39 tahun. Usia yang tak lagi muda bagi seorang petinju. Kegesitannya mulai luntur. Sedangkan daya tahan tubuh yang menjadi ciri khas dari kekuatannya, lama kelamaan mulai memudar. Mosley sekarang bukanlah Mosley yang pernah mengkandaskan petinju beken macam Oscar De La Hoya, Juan Manuel Vargas, dan Fernando Mayorga.

Pagi tadi menjadi bukti teranyar memudarnya “sihir” Mosley. Mosley dipertemukan dengan petinju terbaik saat ini. Siapa lagi kalau bukan Manny Pacquaio, juara dunia kelas welter WBC dan WBO. “Pacman” meraih predikat super champion karena keberhasilannya 10 kali mempertahankan gelar juara dunia. Dipertandingan kali ini, Mosley dipermalukan petinju terbaik dizamannya. Dalam pertarungan 12 ronde, Mosley tersungkur sekali dan harus mengakui keunggulan “Pacman”. “Pacman” kembali menjadi pemenang, Mosley pulang sebagai pecundang.

Jika dikontekskan dengan kehidupan manusia, perjalanan karir Mosley menjadi analogi terbaik dari perputaran roda kehidupan. Kita hidup tidak untuk menjadi seorang pemenang. Tetapi, jadilah pemenang dikala kesempatan itu datang. Selagi bisa berbuat yang terbaik, maka berilah energi terbaik, karena kehidupan memang tak selalu harus jadi pemenang.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Tuhan 9 cm oleh Taufik Ismail

Review Buku : Competitive Advantage. Creating and Sustaining Superior Performance

Wonderkid FM 2009