31 Hari dan seterusnya...

Hari ini, kompetisi 31 hari menulis tinggal menghitung menit. Kehidupan “mungkin” akan kembali seperti sedia kala. Satu hal yang pasti, setelah ini, tak ada lagi aturan-aturan macam kewajiban posting 1 hari, 1 tulisan. Tak ada lagi denda Rp.20.000 bagi mereka yang tidak posting tulisan. Maka wajar ketika kompetisi ini sudah mendekati garis finis, sebuah pertanyaan besar muncul di otak saya. Setelah ini mau apa?

Saya tak tahu pasti. Tapi yang jelas 31 hari menulis sudah melahirkan kebiasaan baru. Kebiasaan memposting tulisan tiap harinya. Kebiasaan untuk terus berpikir kreatif (menulis juga pekerjaan kreatif bukan?), kebiasaan untuk meluangkan waktu untuk sekadar menulis ditengah padatnya aktivitas.

Yang jelas dalam sebulan ini, saya mendapatkan dua manfaat tak ternilai harganya. Karena menulis adalah tentang aktivitas berbagai, maka beruntunglah jika selama kompetisi ini, saya bisa merasakan kenikmatan tersebut. Menulis pada akhirnya memang untuk berbagi apa saja, berbagi ide, berbagi kesenangan, berbagi keceriaan, kelauhan, dsb. Dua virtual membuat masing-masing pintu dari seseorang yang awalnya tertutup, sedikit demi sedikit terbuka.

Berikutnya, entah mengapa saya jadi ketagihan untuk terus memposting tulisan. Berawal dari terpaksa, kemudian lama kelamaan jadi terbiasa, dan akhirnya tak terasa. 31 hari rasanya masih belum cukup untuk menjaga hasrat menulis. 31 hari menulis masih belum cukup untuk mengejar kesempurnaan dalam menulis.

Maka di akhir tulisan ini, dengan rendah hati saya harus berterima kasih kepada saudara Ardi Wilda. Setidaknya dengan adanya kompetisi ini, budaya tulis yang makin padam tetap terjaga. Menulis adalah ikhtiar untuk mewariskan sejarah kepada anak cucu, dan 31 hari menulis saya pikir menjadi bagian dari ikhtiar tersebut.

Akhirnya, selamat menikmati "kemerdekaan" kalian teman. layaknya bukan ramadhan, berkah ramadhan tercermin dari berubahnya sikap seseorang ke arah yang lebih baik. Begitu pula dengan 31 hari menulis, semoga setelah ini kita menjadi "penulis-penulis" yang lebih baik. Bagi diri sendiri dan orang lain.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Tuhan 9 cm oleh Taufik Ismail

Review Buku : Competitive Advantage. Creating and Sustaining Superior Performance

Wonderkid FM 2009