Cerita dari Blora

Hampir 2 bulan ini saya tidak pulang ke rumah. Masih teringat jelas dalam ingatan, terakhir kali saya pulang Blora adalah saat Pileg yang lalu. Sudah 2 bulan berlalu, rasa kangen ini pun sudah membuncah di dalam dada. Kepada orang tua, kakak, adik, teman...kepada semuanya…saya sudah sangat merindukan mereka.

Baru 2 bulan memang… Namun, yang demikian sebenarnya sudah di luar kebiasaan saya. semenjak 2 semester belakangan ini. Saya merutinkan jadwal untuk pulang ke rumah setiap sebulan sekali. sudah barang tentu, waktu 2 bulan pun terasa begitu lama.

Banyak alasan membuat saya tidak pulang ke rumah. Pertama, padatnya aktifitas di kampus membuat celah untuk pulang semakin menyempit. Kegiatan perkuliahan sudah cukup menguras tenaga saya. jujur, sebenarnya semangat saya untuk kuliah sudah semakin menukik. Namun, hati kecil saya masih terpanggil untuk menyelesaikan semester ini dengan hasil yang terbaik. Saya tidak cukup berani untuk membiarkan begitu saja tugas-tugas yang diberikan dosen kepada saya.

Belum cukup dengan aktifitas perkuliahan, persiapan menjelang KKN turut menyita waktu saya. setiap pekannya saya berserta teman-teman yang tergabung dalam satu unit kelompok KKN, bekerja keras untuk mempersiapkan yang terbaik bagi proyek KKN kami. Posisi saya yang diberi mandat sebagai Kormabid (ada pula yang menyebut Kormater), menjadikan tanggung jawab saya semakin besar. Waktu pun sudah semakin mendesak. Jadilah hari-hari akhir pekan, saya alokasikan untuk mempersiapkan proyek KKN ini.

Ketika kesempatan itu datang….

Ketika saya menulis cerita ini, saya baru saja sampai di rumah tercinta. Sejujurnya, kepulangan saya kali ini tidak saya rencanakan sebelumnya. saya “dipaksa” bunda untuk pulang ke rumah demi menghadiri pernikahan kakak perempuan sepupu saya. bila kondisi saya dalam keadaan longgar, tanpa basa-basi pun saya akan langsung beranjak pulang ke rumah.

Akan tetapi, masa-masa ujian membuat saya harus berpikir beribu kali untuk memutuskan pulang kampung. Toh, akhirnya saya tetap memilih untuk pulang. Saya memilih menyenangkan orang lain ketimbang memikirkan nasib UAS saya yang masih menggantung. Setidaknya hingga detik ini…

Sesaat setelah saya menginjakkan kaki di rumah. Rasa lelah begitu nyata menghinggapi sekujur tubuh ini. Saya mencoba mereduksinya dengan alunan instrument yang menyejukkan hati. Saat itu, saya sejenak melupakan menumpuknya tugas perkuliahan. Jurpen, SOSKOM, FILKOM, PSR..maaf..saya ingin melupakan kalian, barang sejenak saja.

Hmm..senang rasanya bisa kembali merasakan udara di kota ini. kota kecil nan penuh kenangan. Bila dibanding dengan kamar kos, kamar ini mempunyai derajat yang sama di hati saya. keduanya sama berartinya bagi saya. bila yang pertama menjadi saksi tumbuh besarnya saya, yang kedua menjadi kawah pendewasaan bagi saya.

Sayang, saya hanya punya sedikit waktu untuk sekadar singgah di rumah sendiri. Keesokan harinya saya harus segera beranjak ke cepu. Tempat dilangsungkannya pernikahan sepupu saya. saya pun larut dalam nuansa sunyi di sore hari…..

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Tuhan 9 cm oleh Taufik Ismail

Review Buku : Competitive Advantage. Creating and Sustaining Superior Performance

Wonderkid FM 2009