Menikah Muda, Sebuah Impian

Setiap orang pasti mempunyai impian. Dari bermilyar-milyar orang di dunia ini, Impian (mimpi) dari mereka pun beragam. Ada yang terlihat mempunyai impian biasa-biasa saja, ada pula yang mempunyai impian luar biasa. Tentu yang demikian tidak terlepas dari ukuran berbeda tiap individu. Mungkin bagi si X, mimpi si Y terhadap sesuatu bernama A terlalu berlebihan. Namun, untuk permasalahan tersebut, Y mempunyai pandangan yang berbeda. baginya, impian terhadap A adalah hal yang wajar. Karena impian adalah sarat dengan nilai interpretative dari tiap individu….

Bagi saya, impian adalah sesuatu yang teramat penting. Muncul pertanyaan, mengapa saya harus bermimpi? Sederhana, karena dari impian-impian itulah termanifestasikan sebuah ambisi, cita-cita. Dari impian itulah muncul sebuah keinginan untuk merealisasikan target-target yang abstrak menjadi konkret. Dari impian-impian itulah, kita menjadi terpacu untuk meraih sesuatu yang berbeda dalam kehidupan ini. Hmm..namun hati-hati! Jangan asal dan kebanyakan mimpi! Bukankah yang demikian justru menghanyutkan diri anda pada angan-angan yang tidak berguna?

Impian saya

Entah kebetulan atau tidak. Dalam beberapa pekan ini, saya beberapa kali mendapatkan tausyah tentang esensi dari sebuah pernikahan. Saya pun sampai hafal petikan hadist yang sering dinukil oleh beberapa ustadz. Kurang lebih bunyinya seperti ini :

“Dari Abdullah ibnu mas’ud rad, dia berkata, rasululloh SAW bersabda kepada kami, “wahai sekalian pemuda, barangsiapa di antara kamu sanggup menikah, maka menikahlah, karena nikah itu akan menundukkan pandangan dan menjaga kemaluan. Barang siapa tidak sanggup maka berpuasalah, karena puasa akan menjadi perisai baginya”. Muttafaqun ‘alaih.

Subhanallah, alangkah mulia sekali nasehat dari nabi akhir zaman ini. Simpulan sederhana yang dapat saya ambil yakni, setiap pemuda muslim, dituntut untuk menyegerakan melangsungkan pernikahan. Tentu yang dimaksud disini bagi mereka yang sudah dimampukan untuk menikah.

Kemudian, pertanyaan lain bagaimana dengan yang belum mampu? Sembari melaksanakan tuntunan seperti yang saya sebutkan di atas, setiap pemuda muslim wajib mengusahakan dirinya untuk mencapai derajat “mampu” tersebut. Hmm..saya pun semakin bersemangat untuk meraih derajat mampu tersebut

Menikah sebuah solusi

Beberapa pekan belakangan. Ditengah terpaan tausyah bertemakan pernikahan. Beberapa orang-orang disekitar saya telah melaksanakan ibadah yang mulia ini. Ada yang baru menikah di usia muda. Ada pula yang menikah di saat dirinya telah mencapai usia matang, menyentuh angka 30 tahun. Apa korelasi dari dua fenomena ini. Saya tidak tahu. Yang saya pahami adalah, semoga saya mampu menikah di usia muda!

Mungkin yang demikian hanya akan menjadi bahan tertawaan banyak orang. Namun, bagi saya menikah adalah solusi dari berbagai problematika klasik yang dihadapi seorang pemuda muslim. Menikah adalah solusi terbaik ditengah kemaksiatan yang makin tidak terkendali. Menikah adalah solusi bagi mereka yang belum dilapangkan rizkinya[1].

Inilah yang seharusnya disadari oleh setiap pemuda muslim. Mengapa tidak menyegerakan untuk menikah dan mengambil jalan lain yang tidak diridhoi oleh-Nya. Impian menikah muda bagi saya hanyalah sebuah ikhtiar untuk menjaga kesucian cinta ini. Menikah hanyalah niatan untuk menyempurnakan setengah dari agama yang hanya bisa dipenuhi olehnya. Jadi, untuk apa takut menikah di usia muda?

Ya Alloh, bimbinglah hambamu ini untuk senantiasa mampu menegakkan al-quran dan sunnah..Aamin…



[1] Lihat surah an nuur 32. Disitu Alloh menjanjikan bagi hambanya yang miskin, bahwa nikah merupakan solusi untuk dibukanya pintu rizki.

Komentar

Anonim mengatakan…
Sepakat,..!

Postingan populer dari blog ini

Tuhan 9 cm oleh Taufik Ismail

Review Buku : Competitive Advantage. Creating and Sustaining Superior Performance

Wonderkid FM 2009