Mengakrabi Hujan

Apa yang menarik ketika ngobrolin hujan? Hmm..dengan usia yang sudah seperlima abad ini, tak banyak cerita menarik (menyenangkan) yang dapat saya hadirkan kaitannya dengan hujan. Andai saja saya masih anak-anak. Masih jadi bocah ingusan. Masih jadi anak lugu yang belum merasakan begitu ributnya dunia ini. Tentunya banyak kisah menyenangkan yang dapat saya uraikan tentang “saya dan hujan”. Dengan usia saat ini, mungkin sudah bukan tempatnya lagi untuk bermain-main dengan butiran air hujan, layaknya kumpulan anak kecil yang berlarian di sana-sini saat hujan menyirami bumi.
Masa kecil menjadi masa persahabatan yang paling indah dengan hujan. Tak ada keluhan ketika hujan datang. Tak ada celaan ketika hujan tak kunjung reda. Yang ada adalah riangnya hati. Rasa rindu pun membuncah ketika hujan tak kunjung menghampiri. Kenikmatan terbesar bagi saya kala hujan tiba yakni, ketika saya dan sekumpulan laskar cilik yang lain, bermain-main dengan hujan itu sendiri. Menghanyutkan diri dengan bermandikan air hujan menjadi momen yang sulit dilewatkan…
Hujan bagi seorang mahasiswa…
Kini suasananya sudah berbeda jauh. Semakin bertambahnya (berkurang) usia membuat hubungan saya dengan hujan tak semesra seperti dahulu kala. Tak ada lagi kesenangan-kesenangan seperti yang saya ungkapkan di awal tulisan tadi. Tak ada lagi ritual-ritual khas anak-anak zaman dulu. semuanya menguap seiring dengan berjalannya waktu. dari itu semua, yang tersisa hanyalah rasa was-was, sebal, dan jengkel.
Lantas, apa pasal yang mebuat hal tersebut bisa terjadi? Satu yang pasti, yang demikian tidak terlepas dari status mahasiswa yang sudah melekat pada diri saya. Namanya juga mahasiswa. Dikit-dikit ada kegiatan. Tentunya yang saya maksud adalah kegiatan ekstra kampus. Berorganisasi, bersenang-senang de el el..
Sekilas rasanya saya mempunyai waktu luang yang berlebih. Bila dihitung-hitung dalam sepekan saya hanya mengikuti 8 mata kuliah. Sisanya untuk kegiatan yang lain. Namun, ditengah hamparan waktu luang tersebut. Ternyata ada saja aktifitas terencana dan tak terencana yang senantiasa datang menghampiri. Rapat, rapat, dan rapat..itulah musuh besar saya. Maklum, saya masih suka berorganisasi. Ketika saya disibukkan dengan kegiatan organisasi dan kegiatan lainnya itulah, hujan menjadi handicap tersendiri.
Mungkin terlalu lebay menyalahkan kedatangan hujan. Namun, yang demikian memang benar-benar saya rasakan. Mobiitas menjadi tidak terasa nyaman. Beberapa kali rapat berjalan tidak efektif yang berujung pada penundaan jadwal acara. Beberapa kali tubuh saya basah kuyup karena hujan. dan rutinitas itu pun (kehujanan) menjadi “kebiasaan” yang tidak lagi asing bagi saya .
Yach…hujan…hujan..mengapa kamu tidak bersahabat sekalipun di saat-saat tertentu saja?
Hmm..mungkin terlalu berani sekali jika saya protes dengan ketetapan Sang maha adil. Saya hanya rindu dengan suasana masa kanak-kanak yang begitu…ahhh…menyenangkan sekali..
saya rindu…hingga rindu ini pun membuat hati kecil ini pun bersuara..
haruskah saya menjadi anak kecil lagi untuk kembali merasakan sensasi tersebut??
Dan..saya pun hanya bisa berujar dalam sepi “Masa kecilku…datanglah kembali padaku… aku ingin kembali bersahabat denganmu, hujan...“

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Tuhan 9 cm oleh Taufik Ismail

Review Buku : Competitive Advantage. Creating and Sustaining Superior Performance

Wonderkid FM 2009