Sedikit Cerita dari Kepanitiaan BEF 2009

Setelah tertunda dalam beberapa waktu. Akhirnya, kesempatan untuk kembali berbagi dengan teman-teman semua datang juga. Kali ini saya ingin menumpahkan segala isi hati saya dalam tulisan ini. Tentang segala rasa yang membuat hati ini menjadi resah, gelisah, dan terkadang marah. Tentang lika-liku perjalanan yang dialami oleh kepanitiaan Blora Education Fair 2009. Semuanya akan coba saya kupas dalam curahan singkat ini.

Sedikit tentang Fasmaba

Sebelumnya, akan saya jelaskan terlebih dahulu segala sesuatuanya yang berkaitan dengan Fasmaba (Forum Alumni SMA N 1 Blora). Organisasi yang menjadi kendaraan dari kepanitiaan BEF….

Sejak saya resmi diberi amanah mengawal organisasi Alumni ini (kurang lebih 4 bulan yang lalu, saya lupa tepatnya kapan). Saya punya sebuah mimpi untuk menjadikan Fasmaba sebagai organisasi yang lebih solid. Setidaknya lebih solid dari kepengurusan sebelumnya, dimana saya merasakan terlalu banyak kesalahan yang bersifat elementer, yang dilakukan oleh pengurusnya. Kesolidan inilah yang saya harapkan menjadi modal bagi Fasmaba untuk menjadi organisasi yang kredibel. Kredibel baik dimata alumni pada umumnya dan jajaran birokrat Kabupaten Blora pada khususnya.

Untuk mewujudkan keinginan tersebut. Berbagai pembenahan pun mulai dilakukan oleh segenap pengurus harian. Mulai dari perapihan kepengurusan hingga pematangan program kerja dari tiap-tiap divisi. Meskipun pada awal masa kepengurusan sudah muncul berbagai kendala, seperti minimnya SDM yang ada. Namun, yang demikian tidak menjadi halangan bagi saya dan teman-teman yang lain, untuk menjadikan Fasmaba sebagai wahana strategis, yang senantiasa mencoba berkontribusi terhadap Blora.

Blora Education Fair 2009

Syahdan, tibalah pada kesempatan pertama untuk menunjukkan eksistensi dari Fasmaba. Blora Education Fair (BEF) 2009 menjadi batu loncatan bagi seluruh awak Fasmaba, untuk membuktikan kepeduliannya terhadap Blora, khususnya di bidang pendidikan.

BEF sendiri merupakan pameran pendidikan berskala nasional yang menampilkan perguruan tinggi, baik negeri dan swasta di Indonesia. Tujuannya sederhana namun sarat makna yakni, memberikan segala informasi berkaitan dengan perguruan tinggi tersebut. Harapannya, adik-adik SMA yang kini menginjak bangku kelas 12. Mendapatkan informasi yang dibutuhkan sebagai bekal untuk melanjutkan ke jenjang yang lebih tinggi.

Kami tidak ingin terdapat adik-adik SMA yang nantinya salah mengambil jurusan. Lebih parah jika hasrat melanjutkan ke bangku universitas terkubur sejak dini akibat ketiadaan biaya. Melalui BEF, kami mencoba mereduksi segala kebingungan dan kebimbangan yang dialami oleh adik-adik SMA. Semoga…

Dan akhirnya, kepanitiaan BEF pun dibentuk sesaat setelah suksesi kepengurusan Fasmaba yang baru. Dipilihlah Prakoso Yuni Ardhi (koko), yang tidak lain putra dari Kepala Dipenda Blora.

Singkat cerita, setelah mengalami beberapa kali perubahan konsep acara. Lahirlah beberapa consensus tentang kegiatan apa saja yang menjadi pendamping dari BEF ini. Beberapa kegiatan yang akan dilaksanakan diantaranya :

  • Pameran PTN/PTS
  • Try Out UN (digratiskan bagi seluruh SMA se-Blora)
  • Try Out SNMPTN
  • Training Kepenulisan
  • Training Motivasi

Mungkin terkesan berani, mengingat organisasi “sekelas” Fasmaba berani menggratiskan Try Out UN bagi seluruh SMA se-Blora. Namun, keputusan ini bukannya tanpa alasan. Pada awalnya, setelah menerima proposal dari kami. Diknas Blora telah menyanggupi menjadi sponsor utama dari kegiatan kami. Karena itulah kami sudah menyimpan rasa tenang di awal, sebelum nantinya menjadi eksekutor kegiatan di lapangan.

Awalnya, setelah menghitung-hitung kembali besarnya pengeluaran (sesuai dengan permintaan dari Diknas). Muncul angka nominal sebesar Rp. 46jt dengan rincian sbb :

  • Penggandaan soal dan keperluan Try out UN Rp. 28.000.000
  • Biaya Pameran (sekat+gedung+sound dll) Rp. 15.000.000
  • Training kepenulisan Rp. 3.000.000
  • Traning Motivasi bagi SMA dan sekolah sederajat (tim trainer dari panitia sehingga tidak memerlukan pengeluaran)

Dengan komposisi seperti itu, kami mengharapkan Diknas mau mengucurkan sedikitnya 75% dari anggaran (kurang lebih Rp. 25jt). Sisanya coba dipenuhi panitia dari sponsor dan pemasukan dari Try Out SNMPTN.

Namun apa lacur, dana yang sedari awal dijanjikan tidak kunjung turun. Kami pun mulai berharap-harap cemas. Dan benar pula dugaan panitia. Awal tahun kami mendapatkan kabar buruk itu. Dari kesediaan Diknas untuk mensupport sepenuhnya pengeluaran dari panitia. Secara mengejutkan Diknas malah mengaku hanya sanggup “membantu” dana sebesar Rp.2jt. bak petir disiang bolong, kondisi yang demikian jelas membuat shock panitia. Mereka beralasan panitia BEF terlambat memasukkan proposal, sehingga tidak dimasukkan dalam

Belum cukup sampai disitu, Fasmaba kehilangan potensi pendapatan dari sponsor sebesar Rp.3jt akibat kegagalan dalam negosiasi. Sponsor menginginkan ketelibatan dalam kegiatan traning motivasi, disaat yang sama kami tidak bisa memenuhi permintaan tersebut karena tiap sekolah tidak mengizinkan sponsor masuk SMA. Semakin rumit saja permasalahan yang dihadapi panitia…

Meskipun demikian, kami tetap bertekad menyelenggarakan kegiatan ini. Apa pun resiko yang harus ditanggung. Ya, kami sudah melangkah terlalu jauh untuk sekadar mundur kebelakang.

Disaat kabar tidak sedap seakan selalu menghampiri panitia, ternyata panitia masih diberi kemudahan oleh-Nya. Tidak dinyana salah seorang alumni memberi bantuan sekat untuk pameran kepada kami. Jadilah biaya sewa yang awalnya dianggar Rp.11jt otomatis tercoret. Selain itu, pihak lembaga bimbingan belajar yang bekerja sama dengan kami (SSC Bandung) bersedia menurunkan biaya soal+penggandaan dari Rp.28jt menjadi Rp.12jt. hal ini tidak lepas dari kedekatan salah satu panitia dengan jajaran petinggi di lembaga Bimbel tsb.

Kini, dengan mengkalkulasi segala pengeluaran yang serba dimepetkan. Muncul lah angka Rp.15jt dengan rincian :

Biaya penggandaan soal Rp. 12.000.000

Biaya Pameran pendidikan Rp. 3.000.000

dari hitungan tersebut panitia telah mendapat suntikan dana segar dari beberapa pihak seperti sponsor dan donatur sebesar Rp.2,5jt, Diknas Rp.2jt, ILUSA Rp.1jt. Selanjutnya menargetkan pendapatan dari Try Out SNMPTN sebesar Rp.5jt.

demikianlah keadaan yang kami hadapi. Sebagai pihak yang ingin terus berkontribusi terhadap Blora, kami hanya berharap sedikit kerja keras dari kami dapat bermanfaat bagi semua pihak.

Oleh karena itu, bila dari Alumni ada yang berkenan memberikan bantuan dalam bentuk dana. Melalui curahan ini kami mohon kerelaan dan partisipasinya mengingat pameran pendidikan akan dilaksanakan 2 hari lagi. Bersama membangun Blora.

Teriring salam hangat dari kami…

CP. Achmad Faisal A. 085640528383

Prakoso 08995909449

Bantuan dapat disalurkan di rek. BNI a.n. Achmad Faisal A (0125601727). Mohon konfirmasi.

Achmad Faisal Amrie

Wapres Fasmaba (kini menimba ilmu di Jurusan Ilmu Komunikasi Fasmaba)

Setelah tertunda dalam beberapa waktu. Akhirnya, kesempatan untuk kembali berbagi dengan teman-teman semua datang juga. Kali ini saya ingin menumpahkan segala isi hati saya dalam tulisan ini. Tentang segala rasa yang membuat hati ini menjadi resah, gelisah, dan terkadang marah. Tentang lika-liku perjalanan yang dialami oleh kepanitiaan Blora Education Fair 2009. Semuanya akan coba saya kupas dalam curahan singkat ini.

Sedikit tentang Fasmaba

Sebelumnya, akan saya jelaskan terlebih dahulu segala sesuatuanya yang berkaitan dengan Fasmaba (Forum Alumni SMA N 1 Blora). Organisasi yang menjadi kendaraan dari kepanitiaan BEF….

Sejak saya resmi diberi amanah mengawal organisasi Alumni ini (kurang lebih 4 bulan yang lalu, saya lupa tepatnya kapan). Saya punya sebuah mimpi untuk menjadikan Fasmaba sebagai organisasi yang lebih solid. Setidaknya lebih solid dari kepengurusan sebelumnya, dimana saya merasakan terlalu banyak kesalahan yang bersifat elementer, yang dilakukan oleh pengurusnya. Kesolidan inilah yang saya harapkan menjadi modal bagi Fasmaba untuk menjadi organisasi yang kredibel. Kredibel baik dimata alumni pada umumnya dan jajaran birokrat Kabupaten Blora pada khususnya.

Untuk mewujudkan keinginan tersebut. Berbagai pembenahan pun mulai dilakukan oleh segenap pengurus harian. Mulai dari perapihan kepengurusan hingga pematangan program kerja dari tiap-tiap divisi. Meskipun pada awal masa kepengurusan sudah muncul berbagai kendala, seperti minimnya SDM yang ada. Namun, yang demikian tidak menjadi halangan bagi saya dan teman-teman yang lain, untuk menjadikan Fasmaba sebagai wahana strategis, yang senantiasa mencoba berkontribusi terhadap Blora.

Blora Education Fair 2009

Syahdan, tibalah pada kesempatan pertama untuk menunjukkan eksistensi dari Fasmaba. Blora Education Fair (BEF) 2009 menjadi batu loncatan bagi seluruh awak Fasmaba, untuk membuktikan kepeduliannya terhadap Blora, khususnya di bidang pendidikan.

BEF sendiri merupakan pameran pendidikan berskala nasional yang menampilkan perguruan tinggi, baik negeri dan swasta di Indonesia. Tujuannya sederhana namun sarat makna yakni, memberikan segala informasi berkaitan dengan perguruan tinggi tersebut. Harapannya, adik-adik SMA yang kini menginjak bangku kelas 12. Mendapatkan informasi yang dibutuhkan sebagai bekal untuk melanjutkan ke jenjang yang lebih tinggi.

Kami tidak ingin terdapat adik-adik SMA yang nantinya salah mengambil jurusan. Lebih parah jika hasrat melanjutkan ke bangku universitas terkubur sejak dini akibat ketiadaan biaya. Melalui BEF, kami mencoba mereduksi segala kebingungan dan kebimbangan yang dialami oleh adik-adik SMA. Semoga…

Dan akhirnya, kepanitiaan BEF pun dibentuk sesaat setelah suksesi kepengurusan Fasmaba yang baru. Dipilihlah Prakoso Yuni Ardhi (koko), yang tidak lain putra dari Kepala Dipenda Blora.

Singkat cerita, setelah mengalami beberapa kali perubahan konsep acara. Lahirlah beberapa consensus tentang kegiatan apa saja yang menjadi pendamping dari BEF ini. Beberapa kegiatan yang akan dilaksanakan diantaranya :

  • Pameran PTN/PTS
  • Try Out UN (digratiskan bagi seluruh SMA se-Blora)
  • Try Out SNMPTN
  • Training Kepenulisan
  • Training Motivasi

Mungkin terkesan berani, mengingat organisasi “sekelas” Fasmaba berani menggratiskan Try Out UN bagi seluruh SMA se-Blora. Namun, keputusan ini bukannya tanpa alasan. Pada awalnya, setelah menerima proposal dari kami. Diknas Blora telah menyanggupi menjadi sponsor utama dari kegiatan kami. Karena itulah kami sudah menyimpan rasa tenang di awal, sebelum nantinya menjadi eksekutor kegiatan di lapangan.

Awalnya, setelah menghitung-hitung kembali besarnya pengeluaran (sesuai dengan permintaan dari Diknas). Muncul angka nominal sebesar Rp. 46jt dengan rincian sbb :

  • Penggandaan soal dan keperluan Try out UN Rp. 28.000.000
  • Biaya Pameran (sekat+gedung+sound dll) Rp. 15.000.000
  • Training kepenulisan Rp. 3.000.000
  • Traning Motivasi bagi SMA dan sekolah sederajat (tim trainer dari panitia sehingga tidak memerlukan pengeluaran)

Dengan komposisi seperti itu, kami mengharapkan Diknas mau mengucurkan sedikitnya 75% dari anggaran (kurang lebih Rp. 25jt). Sisanya coba dipenuhi panitia dari sponsor dan pemasukan dari Try Out SNMPTN.

Namun apa lacur, dana yang sedari awal dijanjikan tidak kunjung turun. Kami pun mulai berharap-harap cemas. Dan benar pula dugaan panitia. Awal tahun kami mendapatkan kabar buruk itu. Dari kesediaan Diknas untuk mensupport sepenuhnya pengeluaran dari panitia. Secara mengejutkan Diknas malah mengaku hanya sanggup “membantu” dana sebesar Rp.2jt. bak petir disiang bolong, kondisi yang demikian jelas membuat shock panitia. Mereka beralasan panitia BEF terlambat memasukkan proposal, sehingga tidak dimasukkan dalam

Belum cukup sampai disitu, Fasmaba kehilangan potensi pendapatan dari sponsor sebesar Rp.3jt akibat kegagalan dalam negosiasi. Sponsor menginginkan ketelibatan dalam kegiatan traning motivasi, disaat yang sama kami tidak bisa memenuhi permintaan tersebut karena tiap sekolah tidak mengizinkan sponsor masuk SMA. Semakin rumit saja permasalahan yang dihadapi panitia…

Meskipun demikian, kami tetap bertekad menyelenggarakan kegiatan ini. Apa pun resiko yang harus ditanggung. Ya, kami sudah melangkah terlalu jauh untuk sekadar mundur kebelakang.

Disaat kabar tidak sedap seakan selalu menghampiri panitia, ternyata panitia masih diberi kemudahan oleh-Nya. Tidak dinyana salah seorang alumni memberi bantuan sekat untuk pameran kepada kami. Jadilah biaya sewa yang awalnya dianggar Rp.11jt otomatis tercoret. Selain itu, pihak lembaga bimbingan belajar yang bekerja sama dengan kami (SSC Bandung) bersedia menurunkan biaya soal+penggandaan dari Rp.28jt menjadi Rp.12jt. hal ini tidak lepas dari kedekatan salah satu panitia dengan jajaran petinggi di lembaga Bimbel tsb.

Kini, dengan mengkalkulasi segala pengeluaran yang serba dimepetkan. Muncul lah angka Rp.15jt dengan rincian :

Biaya penggandaan soal Rp. 12.000.000

Biaya Pameran pendidikan Rp. 3.000.000

dari hitungan tersebut panitia telah mendapat suntikan dana segar dari beberapa pihak seperti sponsor dan donatur sebesar Rp.2,5jt, Diknas Rp.2jt, ILUSA Rp.1jt. Selanjutnya menargetkan pendapatan dari Try Out SNMPTN sebesar Rp.5jt.

demikianlah keadaan yang kami hadapi. Sebagai pihak yang ingin terus berkontribusi terhadap Blora, kami hanya berharap sedikit kerja keras dari kami dapat bermanfaat bagi semua pihak.

Oleh karena itu, bila dari Alumni ada yang berkenan memberikan bantuan dalam bentuk dana. Melalui curahan ini kami mohon kerelaan dan partisipasinya mengingat pameran pendidikan akan dilaksanakan 2 hari lagi. Bersama membangun Blora.

Teriring salam hangat dari kami…

CP. Achmad Faisal A. 085640528383

Prakoso 08995909449

Bantuan dapat disalurkan di rek. BNI a.n. Achmad Faisal A (0125601727). Mohon konfirmasi.

Achmad Faisal Amrie

Wapres Fasmaba (kini menimba ilmu di Jurusan Ilmu Komunikasi UGM)

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Tuhan 9 cm oleh Taufik Ismail

Review Buku : Competitive Advantage. Creating and Sustaining Superior Performance

Wonderkid FM 2009