Musim Hujan...

Akhirnya, musim yang dinanti sebagian besar orang di negeri ini datang juga. Musim hujan, musim yang bagi sebagian orang diharapkan dapat menjawab kekeringan di berbagai daerah pelosok negeri ini, mulai menyambangi kita semua. Sedangkan bagi mereka yang tiap harinya kenyang menikmati teriknya matahari, tentunya sudah merindukan perubahan cuaca. Perubahan yang lebih baik menurut takaran mereka. Mungkin mereka berharap hamparan awan mendung dapat menjadi pelindung dikala sengatan sang surya serasa tidak bersahabat. Otak ini akan terasa lebih sehat jika kenaikan suhu di ubun-ubun bisa dihambat. Yap…Selamat datang musim hujan…Musim yang dirindukan dengan harapan memberi sejuta manfaat bagi seluruh umat.

Kala Musim Hujan menyambangi Yogyakarta

Seperti halnya dengan kota-kota di belahan bumi Indonesia yang lain. Musim hujan mulai menghampiri Yogyakarta. Sudah sepekan ini, sejak aku menginjakkan kaki di kota gudeg. Hujan tak henti-hentinya mengguyur tiap sudut kota gudeg. Jadilah diri ini sesekali menikmati butiran-butiran air tersebut. Tak masalah bagiku, karena butiran air tersebut justru mampu mengingatkanku pada sensasi masa kanak-kanak. Tentu sobat semua masih ingat nuansa masa kecil bukan? Ketika senyum anak kecil mulai mengembang. Itulah kemurnian dari kebahagiaan yang sesungguhnya. Kebahagiaan yang belum terdonai oleh kelamnya kehidupan dunia.

Musim hujan memang unik, kedatangannya selalu menyisakan banyak cerita. Ketika dinanti dia tak kunjung datang. Ketika dia mulai menghampiri, justru banyak yang mengeluhkannya. Hujan selalu disalahkan akan terhambatnya sebuah aktifitas. Hujan selalu disalahkan jika musibah berdatangan. Inilah buruknya mental manusia. Mental yang selalu mengeluh dan tidak pernah mencoba bersyukur akan karunia yang diberikan oleh-Nya.

Hujan tanda kemurahan-Nya

Sobat sekalian, tidak kah kita menyadari bahwa hujan justru membawa manfaat pada umat manusia? Bila air adalah salah satu sumber kehidupan, maka kedatangan hujan harusnya kita syukuri. Dari hujan lah hadir berbagai kenikmatan.

Dialah yang menjadikan bumi sebagai hamparan bagimu dan langit sebagai atap, dan Dia menurunkan air (Hujan) dari langit, lalu Dia menghasilkan dengan hujan itu segala buah-buahan sebagai rezki untukmu ” (al-baqarah : 22)

Alangkah nikmatnya bila musim hujan kali ini menghadirkan berkah dari Alloh ta’ala. Sebagai seorang muslim yang baik, sudah selayaknya kita mensyukuri kedatangan musim hujan kali ini.

أَصْبَحَ مِنْ عِبَادِى مُؤْمِنٌ بِى وَكَافِرٌ فَأَمَّا مَنْ قَالَ مُطِرْنَا بِفَضْلِ اللَّهِ وَرَحْمَتِهِ. فَذَلِكَ مُؤْمِنٌ بِى وَكَافِرٌ بِالْكَوْكَبِ وَأَمَّا مَنْ قَالَ مُطِرْنَا بِنَوْءِ كَذَا وَكَذَا. فَذَلِكَ كَافِرٌ بِى مُؤْمِنٌ بِالْكَوْكَبِ »

“Pada pagi hari, di antara hambaKu ada yang beriman kepadaKu dan ada yang kafir. Siapa yang mengatakan ‘Muthirna bi fadhlillahi wa rohmatih’ (Kita diberi hujan karena karunia dan rahmat Allah), maka dialah yang beriman kepadaku dan kufur terhadap bintang-bintang. Sedangkan yang mengatakan ‘Muthirna binnau kadza wa kadza’ (Kami diberi hujan karena sebab bintang ini dan ini), maka dialah yang kufur kepadaku dan beriman pada bintang-bintang.” (HR. Muslim no. 240)

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Tuhan 9 cm oleh Taufik Ismail

Review Buku : Competitive Advantage. Creating and Sustaining Superior Performance

Wonderkid FM 2009