Déjà vu itu

Pernahkah anda mengalami déjà vu? Kejadian yang kembali terulang direntan waktu yang berbeda. Jika pertanyaan ini anda tujukan padaku di hari ini. Maka saya akan menjawab dengan tegas, Ya! Tentunya tidak akan menjadi masalah besar bila kejadian yang aku alami sangat menyenangkan. Namun, kejadian ini sungguh tidak mengenakkan baik secara fisik maupun psikologis. Yupz, insomnia itu kembali datang dan disusul kekalahan Internazionale Milan (Inter) dari Liverpool di ajang Liga Champion.

Begini ceritanya. Selepas melaksanakan rutinitas Tadarus Qur’an bersama pemuda pringwulung, rasanya tidur cepat bukan perkara yang sulit. Mengingat di hari selasa aku memiliki jadwal yang sangat padat. Nantinya sudah terbayang dalam benakku akan dengan mudah melelapkan diri dalam mimpi. Namun, apa yang terjadi ?! mata ini sangat sulit diajak kompromi. Sekejap pun tidak bisa kugunakan untuk mengendurkan urat-urat syaraf. Niatan untuk tidur lebih awal karena dini hari nanti ada laga yang tidak boleh terlewatkan pupus seketika. Laga tersebut sangat penting karena Inter dan Liverpool memperebutkan satu tiket tersisa menuju babak perempat final.

Huh, seusai laga penderitaanku semakin lengkap karena laga tersebut berkesudahan 1-0 untuk kemengan Liverpool sekaligus mengantarkan tim asal Inggris itu ke fase berikutnya. Lebih menyesakkan lagi Inter harus menyelesaikan pertandingan dengan 10 pemain, persis seperti yang terjadi di leg pertama. Bila dulu Marco Materazzi menjadi aktornya. Kini giliran Nicolas Burdisso menjadi korban dari keputusan Kontroversial dari wasit. Yach,untuk kesekian kalinya kiprah Inter terhenti di perdelapan final Liga Champion. Mimpi melihat tim asuha Roberto mancini meraih trofi paling bergengsi di benua Biru hancur sudah. Pesta seratus tahun kelahiran Inter yang uniknya bertepatan dengan kelahiranku menguap seketika. Mungkin memang belum saatnya Inter menjadi raja Eropa. Selamat buat The Reds. Semoga tahun depan Inter dapat berprestasi lebih baik…

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Tuhan 9 cm oleh Taufik Ismail

Review Buku : Competitive Advantage. Creating and Sustaining Superior Performance

Wonderkid FM 2009