Menelaah Ayat-Ayat Cinta

Sudahkan anda menonton ayat-ayat cinta the movie?! Film yang diinspirasi dari novel karangan Habiburrahman El Shirazy ini berhasil meraup lebih dari 1,5 juta penonton hanya dalam tempo kurang dari 3 pekan!. Rekor tersendiri dalam sejarah perfilman nasional. Selama ini tidak ada film nasional yang mendapatkan animo luar buasa dari masyarakat luas. Sebelumnya, Setahu saya rekor raihan jumlah penonton terbesar dipegang oleh Nagabonar jadi 2 yang meraup 2 juta penonton dalam tempo 2 bulanan. Seiring dengan popularitasnya yang semakin meroket, ayat-ayat cinta menyisakan pelbagai cerita yang hangat dibicarakan. Mulai dari isu religiusitas, alur cerita yang tidak sama dengan novel asli, dan isu perpindahan agama. Dalam tulisan singkat ini akan coba saya petakan pelbagai isu tersebut. Saya harap pembaca akan semakin dipahamkan dan tidak semakin bingung setelah membaca artikel ini.

  • Ayat-ayat cinta, film religi atau romanic ?

Isu yang berkembang sebelum ayat-ayat cinta dilemparkan kepasaran tidak jauh dari genre film yang akan diusung. Akankah ayat-ayat cinta akan menjadi film religi yang memberikan alterenatif pilihan ditengah maraknya film local bertema horror dan percintaan remaja?. Bila membaca novelnya tentu ada sedikit harapan tentang itu. Setidaknya penggambaran tentang dunia islam dapat memberikan sedikit pencerahan pada khalayak luas. nilai-nilai islami selama ini banyak yang terlupakan dan dianggap aneh bila dijalankan.

Namun, setelah saya menyaksikan filmnya. Dapat saya simpulkan ayat-ayat cinta tidak berbeda jauh dengan film yang selama ini beredar di pasaran. Film ini tidak lebih dari film romantic yang dibungkus dengan label islam untuk perluasan penonton. Akibatnya jelas, animo masyarakat begitu luar biasa. Seluruh lapisan masyarakat dalam hal ini umat islam berbondong-bondong datang ke bioskop layaknya menghadiri pengajian ke masjid. Mereka yakin inilah film islami yang kita tunggu-tunggu. Pada kenyataanya, Film ini tidak lebih bagus dari film Tjoet Nyak Dhien dalam mendeskripsikan islam meskipun banyak yang melihatnya sebagai film perjuangan. Teman saya justru memberi penilaian yang lebih ekstrim dengan mengatakan AAC (Ayat-Ayat Cinta) = AADC. Bedanya hanya satu, Dian Sastro tidak dijilbabin. Ciri film islami tentunya tidak bertentangan dengan nilai-nilai islam itu sendiri, tetapi realita yang terjadi pada dunia islam pada saat ini bukanlah demikian adanya. Bagi anda yang seorang muslim, masih ingatkah anda dengan kondisi saudara kita yang ada di palestina, Irak, dan Iran sana ?! mengharapkan film ini menjadi film dakwah tentunya mutashil mengingat segala yang haq tidak dapat bercampur dengan kebathilan. Toh, yang bermain juga bukan suami istri yang sebenarnya.

  • Mengapa harus banyak improvisasi?!

Bagi anda yang sudah membaca novel sebelum menonton versi filmnya. Ada dua kemungkinan yang akan anda alami. Pertama, anda dibuat bingung sekaligus kecewa dengan film ini. Alur cerita dalam film yang tidak sama dengan versi novel menjadi penyebabnya. Sepeti yang sudah saya bahs di awal, film ini dengan berbagai keterbasannya telah gagal dalam merepresentasikan nilai-nilai islam yang telah termaktub dalam novel. Di antara improvisasi yang justru menghancurkan nilai positif novel tidak lain dan tidak bukan, isu poligami yang diangkat oleh film ini.

Hanung Bramantyo seakan-akan telah menggirmg kita bahwa poligami tidak mungkin menciptakan ken cinta adilan bagi istri-istri. Entah dari mana ide ini didapat, yang jelas konteks adil di poligami hanyalah dalam pembagian waktu dan nafkah. Itulah indahnya islam. Islam tidak menuntut pembagian cinta yang sama dalam poligami. Mengapa?! Karena hal tersebut sangat mustahil dilaksanakan. Membagi sama sesuatu yang abstrak (cinta-red) pada beberapa orang adakah tolok ukurnya ?!namun, itulah realitanya, ketulusan cinta justru tertutup dengan isu poligami. Satu lagi, isu perpindahan agama juga menjadi hal yang disorot. Mungkin untuk menghindari kecaman dari umat tertentu, terpaksa deskripsi hal yang satu ini tidak begitu terlihat. Hmm, It’s noy good work bro!

Ayat-ayat cinta mungkin akan menjadi film paling booming dalam sejarah perfilman nasional. Meskipun demikian, sebenarnya kesuksesan film ini lebih dipengaruhi oleh materi yang bagus. Saran dari saya, bacalah novel terlebih dahulu. Setelah itu, nikmati film dan bandingkan kedahsyatannya!


Komentar

Postingan populer dari blog ini

Tuhan 9 cm oleh Taufik Ismail

Review Buku : Competitive Advantage. Creating and Sustaining Superior Performance

Wonderkid FM 2009