Syukur dan Kesederhanaan
Salah satu nasehat yang selalu saya ingat dari kedua orang tua adalah petuah tentang kesederhanaan. Setiap kali saya pulang rumah, ayah dan ibu saya selalu berujar demikian : urip kuwi ojo ndangak terus, tetep kudu ndelok ngisor (hidup itu jangan selalu melihat ke atas terus, tetap harus melihat ke bawah). Kalimat yang mudah diucap, tapi butuh usaha setengah mati untuk dipraktekkan. Jika dipahami lebih dalam, maksud dari petuah tadi sebenarnya dapat dijelaskan dalam dua kata, apalagi jika bukan tentang rasa syukur dan kesederhanaan. Bagi saya, rasa syukur menuntun diri untuk selalu mengingat, bahwa segala sesuatu yang saya nikmati segalanya datang atas izin dari Sang Pemberi Rizki. Sedangkan kesederhaan membuat saya selalu berusaha untuk selalu membumi, tidak berlebih-lebihan, dan hidup apa adanya. Maka tidak salah jika di dunia ini dua perubahan yang paling saya takutkan adalah ketika saya sudah lupa bagaimana caranya bersyukur dan menjaga kesederhanaan. Begitu susahnya menjaga