Postingan

Menampilkan postingan dari September, 2010

Media dan Upaya Resolusi Konflik Ciketing

Insiden ini bermula di Bekasi. Ahad (12/9) yang lalu, ketegangan yang terjadi antara Jemaat Huria Kristen Batak Protestan (HKBP) dengan Forum Umat Islam (FUI), berujung pada jatuhnya korban di pihak HKBP. Penatua Hasian Lumban Toruan Sihombing dan Pendeta Luspida Simanjuntak mendapatkan penganiayaan, hingga akhirnya harus mendapatkan perawatan medis. Kontroversi pun pecah. Isyu ini dengan cepat menjadi isyu nasional sekaligus menenggelamkan isyu konfrontasi Indonesia-Malaysia, yang sebelumnya terlebih dahulu menyita perhatian publik. Wacana yang berkembang di media pun berkembang dengan liarnya. Mulai dari gugatan atas toleransi antar umat beragama dan runtuhnya nilai-nilai kebangsaan kita, hingga mengalir derasnya wacana pencabutan SKB 2 menteri yang dinilai tidak relevan dengan hakikat kebebasan beragama. Pada kesempatan kali ini, penulis tidak akan berfokus pada isyu-isyu yang pada gilirannya justru kontraproduktif dalam usaha resolusi konflik antara kedua pihak yang bertika

Demokrasi Minus Keadilan Sosial

Lebih dari satu decade sejak runtuhnya rezim orde baru, sejak itu pula bangsa ini mengalami transisi dari rezim otoritarian menuju system pemerintahan yang lebih demokratis. Belenggu Orba yang identik dengan sentralisme kekuatan politik, secara kasat mata mampu membawa negeri ini pada stabilitas di bidang ekonomi. Pertumbuhan ekonomi berjalan mulus, dan potensi goncangan ekonomi relatif dapat dikendalikan. Akan tetapi, karena yang ada hanyalah stabilitas “semu”, yang terjadi adalah penumpukan kapital yang berpusat di Ibukota dan berputar pada lingkaran pemodal yang berkroni dengan penguasa. Pembangunan yang mencita-citakan kesejahteraan bagi kehidupan bangsa belum terealisasi, karena pembangunan tidak terjadi secara merata. Yang demikian tidak lain karena terjadi karena perselingkuhan antara oligarki penguasa dengan kaum pemodal yang terus mereproduksi persekongkolan di bidang ekonomi. Satu dekade telah berlalu, pasca krisis ekonomi hebat di tahun 1998, maka diskursus pun berali