Postingan

Menampilkan postingan dari Oktober, 2008

Media dan Politik, Menyoal Independensi Media

Dalam menjalankan fungsinya, media dapat dilihat dalam tiga perspektif. Tiga perspektif tersebut yakni, perspektif ekonomi, perspektif sosiologis, dan perspektif politik. Perspektif ekonomi menyatakan bahwa media merupakan institusi yang dapat diposisikan sebagai alat untuk meraih keuntungan. Media diibaratkan sebagai barang dagangan oleh pemiliknya. Perspektif kedua, yakni perspektif sosiologis menyatakan bahwa media merupakan sebuah institusi yang berperan sebagai agen social. Croteau dan Hoynes menyatakan sebagai berikut : “ The media play a crucial role in almost all aspects of daily life. However, their influence is not limited to what we know. The sociological significance of media extends beyond the content of media messages. Media also affect how we learn about out world and interact with one another. That is, mass media are bound up with the process of social life ”(dalam PKMBP, 2005 :5). Dari pendapat Croteau dan Hoynes diatas dapat disimpulkan bahwa media mempunyai peran

Sejenak Merenung tentang Waktu

Ambillah waktu untuk berfikir, itu adalah sumber kekuatan. Ambillah waktu untuk bermain, itu adalah rahasia dari masa muda yang abadi. Ambillah waktu untuk berdoa, itu adalah sumber ketenangan. Ambillah waktu untuk belajar, itu adalah sumber kebijaksanaan. Ambillah waktu untuk mencintai dan dicintai, itu adalah hak istimewa yang diberikan Tuhan. Ambillah waktu untuk bersahabat, itu adalah jalan menuju kebahagiaan. Ambillah waktu untuk tertawa, itu adalah musik yang menggetarkan hati. Ambillah waktu untuk memberi, itu adalah membuat hidup terasa berarti. Ambillah waktu untuk bekerja, itu adalah nilai keberhasilan. Ambillah waktu untuk beramal, itu adalah kunci menuju syurga Demi masa, sesungguhnya manusia berada dalam kerugian. Kecuali orang-orang yang beriman dan yang beramal shaleh serta saling menasihati dalam kebenaran dan saling menasihati dalam kesabaran. Ya Alloh..kami telah menzholimi diri kami..sekiranya

Rencana Besarku

Hidup ini cuma sekali. Setiap detik yang berlalu tidak akan pernah kembali. Bila orang barat mengatakan waktu adalah uang. Maka Islam mengajarkan padaku bahwa waktu adalah pedang. Jika tidak berhati-hati dengan waktu, maka bersiaplah terhunus olehnya. Begitu berharganya waktu ini hingga kita dituntut untuk dapat mengendalikannya. Maka tidak salah bila Nabi Muhammad pernah bersabda : dua nikmat besar yang sering terlupakan adalah nikmat kesehatan dan waktu luang. Planning is important! Manusia tidak merancang untuk gagal, mereka gagal untuk merancang. Itulah yang dikatakan oleh William J. Siegel. Perencanaan yang matang akan menghasilkan kerja yang maksimal. Sebaliknya bila kita tidak mempunyai rencana hidup yang jelas. Niscaya kita akan tenggelam dalam derasnya arus kehidupan dunia. Sungguh diri ini masih merasa jauh dari kesempurnaan. Oleh karena itu, aku masih mencoba untuk belajar dan terus belajar membuat perencanaan hidup yang matang. Sebagai seorang mahasiswa, aku harus bis

Musim Hujan...

Akhirnya, musim yang dinanti sebagian besar orang di negeri ini datang juga. Musim hujan, musim yang bagi sebagian orang diharapkan dapat menjawab kekeringan di berbagai daerah pelosok negeri ini, mulai menyambangi kita semua. Sedangkan bagi mereka yang tiap harinya kenyang menikmati teriknya matahari, tentunya sudah merindukan perubahan cuaca. Perubahan yang lebih baik menurut takaran mereka. Mungkin mereka berharap hamparan awan mendung dapat menjadi pelindung dikala sengatan sang surya serasa tidak bersahabat. Otak ini akan terasa lebih sehat jika kenaikan suhu di ubun-ubun bisa dihambat. Yap…Selamat datang musim hujan…Musim yang dirindukan dengan harapan memberi sejuta manfaat bagi seluruh umat. Kala Musim Hujan menyambangi Yogyakarta Seperti halnya dengan kota-kota di belahan bumi Indonesia yang lain. Musim hujan mulai menghampiri Yogyakarta. Sudah sepekan ini, sejak aku menginjakkan kaki di kota gudeg. Hujan tak henti-hentinya mengguyur tiap sudut kota gudeg. Jadilah diri in

Teori Moral dalam Interaksi Sosial

Sebagai makhluk social, manusia diyakini tidak dapat sendiri. Manusia merupakan bagian dari kelompok komunal yang membutuhkan uluran tangan orang lain. Dalam menjani interaksi dengan lingkungannya, sudah barang tentu tiap kelompok mempunyai kaidah-kaidah agar interaksi diantara mereka dapat berjalan dengan baik. Etika dan moral, dua hal ini sering dijadikan alat ukur untuk mengukur kepantasan perilaku yang dilakukan seseorang. mana yang dianggap pantas, dan mana yang dianggap tidak pantas. Mana yang dianggap baik, dan mana yang dianggap buruk. Semuanya berkaitan dengan ukuran-ukuran normatif yang berlaku dimasyarakat tertentu. Bila etika meliputi semua tindak tanduk pribadi dan social yang dapat diterima mulai dari tata aturan, norma sopan-santun yang menjadi acuan kita dalam bersosialisasi. Maka, moral mempunyai lingkup yang lebih khusus. Pada dasarnya, moral merupakan bagian dari hukum etika. Moralitas memiliki kedudukan untuk menilai keseriusan pelanggaran yang telah dilakukan.

Adakah yang membekas dari Ramadhan ?

Setengah bulan sudah kita meninggalkan bulan ramadhan. Itu berarti sudah setengah bulan pula kita menjalani bulan syawal. Satu pertanyaan besar yang hingga kini masih menghinggapi diri ini, Adakah ibadah puasa yang telah kita jalankan diterima oleh Alloh ta’ala? Sungguh menjadi kekhawatiran tersendiri bila pelbagai ibadah yang kita lakukan ditolak oleh Alloh Azza Wa Jalla. Sungguh yang demikian tidak menjadi harapan kita semua. Naudzubillah…tsumma naudzubillah.. Meskipun demikian, satu hal yang aku yakini. Salah satu tanda diterimanya ibadah puasa kita adalah semakin bertambahlah keta’atan kita terhadap Alloh ta’ala. Semakin mendekatlah jiwa-jiwa yang selalu merasa kecil dihadapan-Nya dibanding bulan-bulan yang telah lalu. Muara dari itu semua adalah penyempurnaan ubudiyah setiap insan yang didalamnya masih terdapat cahaya Iman. Sebuah derajat yang senantiasa diimpi-impikan setiap muslim yakni ketakwaan. Bertakwa kah kita ? Takwa, sering kita mendengarnya. Sering pula kita me

Inikah yang dinamakan Liga Super ?

Di awal musim sebelum bergulirnya liga Indonesia. Kita semua mulai diyakinkan oleh PSSI akan mendapat tontonan liga domestik yang berkualitas. PSSI dengan BLI-nya menjadikan Liga Super sebagai dagangan utama untuk kembali menarik kepercayaan publik. Kini, belum genap paruh musim dilewati, optimisme yang sempat mengembang telah berubah menjadi pesimisme. Harapan untuk dapat menyaksikan suasana liga yang kompetitif seakan menghilang tanpa bekas. Kita semua lagi-lagi “harus” menyaksikan tontonan layaknya liga ditahun-tahun sebelumnya. Pertunjukan yang sarat dengan anarkisme di dalam dan luar lapangan serta rentetan masalah finansial yang menimpa klub-klub peserta liga. Semua orang di negeri kini semakin paham bahwa Liga Indonesia merupakan satu-satunya liga sepakbola di dunia yang “mampu” memadukan beragam cabang olahraga. Selain terdapat sajian sepakbola, kita juga bisa menyaksikan cabang tinju, karate, pencak silat, bahkan menembak turut eksis dipagelaran Liga Indonesia. Alangkah me

Back to Jogja...

Huufh…akhirnya..setelah dua pekan lebih disibukkan dengan pelbagai kegiatan di Blora. Kini, tiba saatnya untuk kembali ke Jogja. Kota yang mampu memikatku dengan sejuta pesonanya. Kota yang mengawali semua impian ini. Kota dimana aku mencari bekal ilmu yang sesungguhnya untuk mengarungi kerasnya hidup. Tidak dapat kupungkiri, dua pekan liburanku mutlak kuhabiskan untuk Fasmaba. Organisasi yang memang sangat membutuhkan uluran tangan individu-individu yang mau bermandikan peluh untuknya. Organisasi ini tengah membangun fondasi yang kokoh. Semoga saja ini bukanlah aktifitas yang sia-sia. Aku hanya berharap dengan sedikit kontribusi dari diriku dan teman-teman yang lain. Nantinya, ada perubahan peradaban yang lebih baik di Blora tercinta. Aamin… Jogja, bagaimanakah kabarmu ? Tepat sabtu tengah hari, kedua kakiku kembali merasakan suasana Jogja. Ada yang sedikit berbeda di rumah kos yang kutempati ini. Rumput liar disamping rumah mulai bertumbuhan. Pertanda hujan sudah mulai mengguyur kota

Untukmu Si Adik Kecil....

Sudah lewat sepekan aku menjalani liburan idul fithri. Dalam tenggang waktu liburan kali ini, telah tergores beragam cerita menarik. Bila saja semua kisah yang kualami kutulis semua, niscaya tidak akan cukup dalam hitungan jam. Terlalu banyak kisah menarik hingga aku bingung mana yang harus kutulis dan kubagikan pada orang lain. Namun, jika hidup ini adalah pilihan, boleh lah aku mengawali rekaman kisahku dengan bercerita tentang seseorang. Seseorang yang membuat diri ini bisa tersenyum lebar karenanya. Seseorang yang membuat sifat kasih sayangku bisa kuberikan padanya, layaknya kasih sayang seorang kakak kepada adiknya…hmm…. J Sedikit tentangnya…. Dia adalah seorang gadis kecil. J (jangan berpikiran yang bukan-bukan ya..). gadis kecil yang tidak lain adik dari teman dekatku sendiri. meski demikian, aku lebih suka menyebutnya si adik kecil. Kusebut kecil bukan karena usia kami yang terpaut 3 tahun. Lebih dari itu, parasnya, tingkah lakunya..dalam hematku masih seperti anak keci